Anak dengan kemauan keras, atau yang sering disebut strong-willed child, memiliki karakteristik yang menonjol dalam hal ketegasan, kemandirian, dan keinginan kuat untuk mengekspresikan diri. Bagi banyak orang tua, menghadapi anak keras kepala bisa menjadi tantangan tersendiri.
Apa Itu Anak Keras Kepala?
Meskipun setiap anak unik, ada beberapa karakteristik dan perilaku umum yang sering dikaitkan dengan anak berkemauan keras. Menurut Erin O’Connor (Direktur Program Pendidikan Anak Usia Dini Universitas New York), karakteristik dan perilaku tersebut meliputi:
- Tekad dan kegigihan
- Pendapat yang kuat
- Ketegasan
- Kesediaan untuk menantang otoritas
- Rasa keadilan yang kuat
- Emosional yang intens atau lebih sensitif secara emosional
Manfaat Menjadi Anak yang Keras Kepala
Meskipun mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua, anak berkemauan keras juga memiliki banyak kekuatan yang dapat membantu mereka mencapai kehidupan yang sukses dan memuaskan. Menjadi tegas adalah elemen lain dari kepribadian berkemauan keras yang dapat membantu dalam kehidupan. Hal ini terutama berlaku dalam hal kesuksesan karier. Jika Anda melihatnya dari sudut pandang positif, anak berkemauan keras akan memberitahu Anda secara tegas apa yang mereka inginkan.
Anak berkemauan keras juga dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki keterampilan kepemimpinan yang substansial, aset lain yang umum di antara individu yang sukses. Selain itu, anak berkemauan keras biasanya tidak terpengaruh oleh orang banyak dan membela apa yang mereka yakini benar—bahkan ketika itu bertentangan dengan teman sebayanya.
Namun, penting untuk memahami bahwa perilaku keras kepala mereka bukan sekadar bentuk pembangkangan, melainkan bagian dari sifat alami mereka yang gigih dan penuh semangat. Anak-anak ini, meskipun tampak sulit diatur, sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin yang tangguh jika diarahkan dengan cara yang tepat. Dengan pendekatan yang penuh kesabaran dan konsistensi, orang tua bisa membantu mereka mengembangkan kepribadian kuat ini ke arah yang positif.
Cara Menghadapi Anak Keras Kepala
1. Membimbing tanpa Mematahkan Semangat
Daripada hanya menekankan hal-hal yang perlu diperbaiki, puji anak untuk usaha-usaha kecil yang mereka lakukan. Anak yang sulit diatur sering kali merespon lebih baik ketika mereka merasa memiliki kontrol. Cobalah memberi mereka pilihan yang tetap dalam batas aturan, seperti, “Kamu ingin mengerjakan PR dulu atau membantu ibu di dapur sebelum tidur?”
2. Teknik Komunikasi yang Efektif
Hindari memerintah dengan nada otoritatif. Misalnya, daripada berkata, “Jangan lempar mainan itu!”, coba dengan pendekatan yang lebih tenang seperti, “Bisa tidak kamu menggunakan mainan itu dengan cara yang lebih baik?”
Anak dengan kemauan keras ingin didengar. Cobalah melibatkan mereka dalam percakapan dengan pertanyaan terbuka seperti, “Kenapa kamu merasa begitu?” atau “Bagaimana menurutmu kita bisa menyelesaikan ini dengan baik?”
Terkadang, anak hanya ingin tahu bahwa perasaan mereka diakui. Katakan sesuatu seperti, “Aku mengerti kamu marah karena tidak bisa bermain lebih lama, tetapi sekarang waktunya tidur.”
3. Menetapkan Batasan yang Konsisten
Anak dengan kemauan kuat akan sering menguji batasan yang ada. Konsistensi adalah kunci. Jika aturan telah ditetapkan, jangan biarkan mereka melanggarnya hanya karena sulit diatur. Jika orang tua goyah, anak akan belajar bahwa mereka bisa terus mendorong batasan.
Sebelum situasi sulit terjadi, pastikan anak tahu aturan dan konsekuensinya. Misalnya, “Kamu boleh bermain dengan mainan ini selama 30 menit, setelah itu waktunya untuk membereskan.”
4.Pentingnya Memberikan Pilihan
Anak dengan kemauan kuat biasanya ingin merasa bahwa mereka memiliki kendali. Memberikan dua pilihan bisa menjadi trik yang baik. Misalnya, “Kamu mau membereskan mainan sekarang atau 10 menit lagi?” Dengan demikian, anak tetap mematuhi aturan, tetapi merasa diberi kendali.
Untuk keputusan yang lebih besar, libatkan anak dalam proses pengambilan keputusan. Ini membuat mereka merasa dihargai dan mengajarkan tanggung jawab. Contoh, “Apa yang harus kita lakukan jika kamu merasa kesal dengan teman kamu?”
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional
Jika Anda merasa menghadapi dinamika dengan anak berkemauan keras menjadi terlalu berat atau membuat frustrasi, maka mencari bantuan dari luar bisa menjadi ide yang bagus. Anda bisa mulai dengan bergabung dengan komunitas orangtua dengan pengalaman yang mungkin serupa sampai konsultasi ke dokter anak jika diperlukan.